top of page
MUSEUM BRAWIJAYA




1/8
Pada tahun 1952. Museum Brawiajaya didirikan dengan melatar belakangi perjuangan TKR dan rakyat Jatim dari Agresi Militer Belanda I dan II. Museum Brawijaya dibangun atas prakarsa oleh brigjen TNI (Purn) Soerachman Pengdam VIII/BRW Tahun 1959 – 1962. Motto Museum Brawijaya "CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan semangat)". Museum yang diresmikan pada tanggal 04 Mei 1968 oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo ini mempunyai banyak koleksi-koleksi barang sejarah di bagian belakang museum terdapat icon dari Museum Brawijaya yaitu gerbong maut sebuah gerbong barang yang digunakan untuk mengangkut 100 Pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya dalam keadaan pintu tertutup rapat dan tanpa ada lubang angin, hingga menewaskan hampir seluruh penumpang dan menyisakan 12 orang selamat. Selain itu Di bagian depan museum dipajang koleksi Tank yang digunakan pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5 Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang TRIP. Koleksi lainnya yang terdapat di dalam museum yaitu: mobil “DE SOTO USA”, mobil yang digunakan Kolonel Soengkono sebagai kendaraan dinas yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Divisi Brawijaya (Divisi I JATIM)1948-1950 di JATIM, barang-barang peninggalan panglima besar jenderal Sudirman, foto-foto jaman perjuangan hingga foto Malang tempo dulu, komputer-komputer berukuran besar jaman dulu dan lain-lain.



Open Everyday
Museum Brawijaya didirikan dengan dasar perjuangan TKR dan rakyat jawa timur dari Agresi mIliter Belanda I dan II, atas prakarsa TNI 9purn) Soerachman Pengdam VIII/BRW Tahun 1959-1962
bottom of page